PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadi pertukaran berbagai informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan antar warga belajar, sehingga antara warga belajar yang satu dengan yang lainnya bisa saling mengisi.
Peserta dipandu dalam mempelajari teknik memasak makanan dan minuman pembuka, utama hingga pencuci mulut. Tujuannya agar masyarakat bisa meningkatkan keterampilannya dalam mengolah makanan dan bisa membuka usaha makanan.
Pada era digital seperti saat ini, perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memberikan solusi bagi beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PKBM di Indonesia. Salah satu contohnya adalah:
Plan literasi digital di PKBM membantu masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan terkait dengan teknologi dan penggunaannya. Dalam method ini, peserta akan mempelajari konsep teknologi dasar dan aplikasi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti email, World wide web, dan media sosial. Tujuannya adalah agar masyarakat yang masih gaptek dapat lebih memahami teknologi dan penggunaannya.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia salah satunya diakibatkan oleh tingginya angka putus sekolah pada level pendidikan dasar dan menengah.
Siswa di PKBM memiliki kebebasan untuk menentukan waktu dan tempat mereka belajar. Karena sebagian besar siswa bekerja atau memiliki kewajiban lainnya, mereka dapat mengatur jadwal belajar mereka sesuai dengan waktu luang yang dimiliki.
Dalam PKBM magang dibagi menjadi dua kegiatan yaitu magang unique dan magang kelompok. Magang unique merupakan magang yang dilakukan oleh satu orang warga belajar pada kegiatan-kegiatan pelatihan atau keterampilan tertentu. Sedangkan magang kelompok merupakan pemagangnya lebih dari one orang, biasanya 2 sampai five orang. Jenis keterampilan yang dimagangkan sangat bervariasi dan tergantung dengan kebutuhan dan kesiapan warga belajar.
Adanya PKBM di tengah-tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi sarana pemberdayaan potensi-potensi yang ada sehingga proses pembangunan dapat tercapai.
Kelompok sasaran utama yaitu mereka yang masih buta aksara atau memiliki keterbatasan dalam mengikuti pendidikan formal. Karakteristik warga belajar dalam application ini meliputi kemampuan nalar rendah, minat terhadap try here pembelajaran yang rendah, serta kesulitan dalam mengikuti jadwal pendidikan teratur.
Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali lapangan pekerjaan dan bisnis yang saat ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
PKBM juga memperhatikan aspek kebutuhan dan potensi unique setiap peserta didik serta memberikan pendampingan untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.
Sebagai contoh PKBM dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menyelesaikan pendidikan formal setelah menghentikannya sebelum waktunya. Termasuk mereka yang ingin memperdalam pengetahuan dan keterampilan di luar lingkup sekolah.
PKBM lebih fokus pada hasil belajar siswa daripada pada jam belajar mereka. Hal ini berbeda dengan sekolah konvensional yang cenderung fokus pada kurikulum dan jam belajar.
Pemanfaatan teknologi juga dapat memudahkan dalam proses pengumpulan info dan informasi, sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan strategis bagi pengembangan PKBM.